Selasa, 11 Januari 2011

makalah tentang jin

JIN
DALAM AL-QUR’AN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Tafsir Akidah
Dosen Pengampu : Dr. H. Mahfudz Masduki, MA



Disusun Oleh :
Ummamah (09530078)
Nurul Hikmah Agustina (09530079)

JURUSAN TAFSIR DAN HADIST
FAKULTAS USHULUDDIN, STUDI AGAMA DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
2010

BAB I
PENDAHULUAN

Jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, secara harfiah berarti sesuatu yang berkonotasi "tersembunyi" atau "tidak terlihat". Dalam Islam dan mitologi Arab pra-Islam, jin adalah salah satu ras mahluk yang tidak terlihat dan diciptakan dari api. Makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa, di antara yang bernyawa adalah jin. Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan.
Dinamakan jin, karena ia tersembunyi wujudnya dari pandangan mata manusia. Itulah sebabnya jin dalam wujud aslinya tidak dapat dilihat mata manusia. Kalau ada manusia yang dapat melihat jin, maka jin yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang menjelma dalam wujud makhluk yang dapat dilihat mata manusia biasa. Tentang asal kejadian jin, Allah menjelaskan, kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas sesuai dengan ayat yang akan kami jelaskan di bawah.
Pada makalah ini, kami akan mengulas lebih luas lagi mengenai jin sesuai dengan ayat-ayat yang terdapat dalam al-Qur’an. Makalah sederhana ini kami susun dengan harapan apa yang kami sampaikan akan membawa manfaat bagi setiap orang serta mendapat ridho dari Allah serta pahala kebaikan dari-Nya.
Amien ya rabbal ‘alamien…..




BAB II
PEMBAHASAN

QS. AR-RAHMAN : 15
 •  •   
Artinya : “dan Dia menciptakan jin dari nyala api.”

a. Tafsir Mufradat
الْجَانَّ : sejenis jin
مَارِجٍ : kobaran mulus yang tidak bercampur dengan asap

b. Asbabun Nuzul
Berdasarkan penelusuran yang telah kami lakukan, kami tidak menemukan asbabun nuzul surat tersebut.

c. Tafsir Ayat
Dan allah SWT, bahwasanya allah telah menciptakan jin dan api yang jernih, yang sebenarnya bercampur dengan sebagian yang lain. Yakni dari kobaran api yang kuning dengan kobaran api yang merah, dengan kobaran api yang kehijau-hijauan.
Jadi, sama seperti halnya dengan manusia juga diciptakan dari unsur-unsur yang bermacam-macam, begitu pula dengan jin, diciptakan dari bermacam-macam kobaran api yang bercampur menjadi satu.




QS. AL-AHQAAF : 29
                   
Artinya : “dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, Maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.”

a. Tafsir Mufradat
صَرَفْنَا : kami mengarahkan
نَفَرًا : orang-orang laki-laki yang jumlahnya antara tiga sampai sepuluh orang. Mereka disebut nafar karena lari berangkat apabila ada satu perkara yang harus mereka selesaikan.
أَنْصِتُوا : diamlah kalian
قُضِيَ : usai dari membaca al-Qur'an
مُنْذِرِينَ : orang-orang yang mempertakuti kepada kaumnya tentang akibat kesesatan

b. Asbabun Nuzul
Berdasarkan penelusuran yang telah kami lakukan, kami tidak menemukan asbabun nuzul surat tersebut.

c. Tafsir Ayat
Ada sebuah riwayat mengatakan bahwa jin-jin itu berasal dari jin Nashibin daerah diarbakir dekat syam, atau dari ninawa di Maushil. Sedangkan pertemuan mereka dengan Nabi terjadi di lembah nekhlah yang terletak sejauh perjalanan satu malam dari mekkah, Rasulullah SAW. Diperintahkan agar memberi peringatan kepada bangsa jin dan mengajak mereka kepada Allah Ta’ala dan membacakan Al- Qur’an kepada mereka. Maka Allah mengarahkan beberapa orang dari bangsa jin untuk mendengarkan al-Qur’an, sehingga apabila pembacaan itu usai, maka mereka pun kembali kepada kaumnya seraya memberi peringatan kepada mereka tentang hukuman Allah apabila mereka terus-terusan melakukan kesesatan.
Dan ceritakanlah hai rasul kepada kaummu dengan mengecam kepada mereka atas kekafiran mereka tentang apa yang diimani oleh bangsa jin, mudah-mudahan kaummu itu menyadari kebodohan mereka dan berhenti dari kesesatan dan kelakuan mereka yang beru, yaitu kafir kepada al-Quran dan berpaling dari padanya, padahal mereka adalah ahli bahasa yang dengan itu al-Qur'an diturunkan dan mereka pun sebangsa dengan rasul yang membawanya, sedangkan bangsa jin itu mendengarkan al-Qur'an dan tahu bahwa al-Quran itu dari sisi Allah dan mereka pun beriman kepadanya, padahal bangsa jin itu bukan yang memiliki bahasa al-Qur'an dan tidak sebangsa dengan Rasulullah.
Yakni ceritakanlah kepada kaummu tentang saat ketika Allah mengarahkan kepada Al–Qur’an segolongan dari bangsa jin, agar mereka mendengarkan dan mengambil dari padanyan pelajaran dan nasehat. Maka tatkala jin–jin itu datang kepada Rasul, sebagian mereka berkata kepada sebagian lainnya, diamlah kalian seraya mendengarkan. Dan setelah rasul usai dari membacakan Al-Qur’an, maka jin-jin itu pun kembali kepada kaumnya untuk memberi peringatan kepada mereka tentang azab dan hukuman Allah yang berat.
Disebutkan waktu, merupakan peringatan karena dalam waktu itulah terjadinya bermacam peristiwa yang ingin diberitakan kepada orang yang mendengarkannya. Karena per istiwa–peristiwa tersebut memuat manfaat dan urusan yang penting. Karenanya pengetahuan mengenai peristiwa-peristiwa tersebut sengaja dipaparkan agar peristiwa-peristiwa tersebut berkesan dalam jiwa, baik yang tujuannya memberi petakut ataupun dorongan, ataupun kegembiraan maupun kesedihan, atau lain-lain tujuan dan maksud dari perkataan.
QS. AL-JIN : 14
 •  •        
Artinya : “dan Sesungguhnya di antara Kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, Maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.”

a. Tafsir Mufradat
تحروا dari kata الحرا : arah atau tempat, mengarah ke tempat yang benar
القاسطون : berlaku aniaya
رشدا : tunggalnya adalah راشد dari kata رشد yang berarti ketepatan dan kelurusan jalan

b. Asbabun Nuzul
Berdasarkan penelusuran yang telah kami lakukan, kami tidak menemukan asbabun nuzul surat tersebut.

c. Tafsir Ayat
Ayat di ats berbicara tentang keimanan sekelompok jin. Rasa takut kepada Allah dan siksa-Nya mengantar kepada upaya menghindar dari keburukan, dan iman mengantar kepada upaya melakukan kebaikan. Boleh jadi dengan pernyataan di atas ada yang menduga bahwa semua jin, baik yang mendengar langsung ayat-ayat Al-Qur’an maupun yang belum atau tidak mendengar langsung, telah patuh kepada Allah.
Untuk menampik dugaan tersebut, para jin melanjutkan keterangannya dengan berkata bahwa sesungguhnya di antara kami masyarakat ini ada orang-orang muslim yang mentaati Allah, takut kepadaNya dan mengerjakan amal shaleh. Di antara kami terdapat pula orang-orang yang menyimpang dari jalan lurus yaitu iman dan taat kepada Allah. Barangsiapa yang beriman dan taat kepada Allah, maka dia telah menempuh jalan menyampaikan kepada kebahagiaan, menuju kepada apa yang menyelamatkan dirinya dari azab.

QS. AL-KAHFI : 50
                            
Artinya : “dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam . Maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, Maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil Dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.”

a. Tafsir Mufradat
فسق : keluar. Orang mengatakan fasaqar-rutabu, artinya kurma yang baru masak itu keluar dari kulitnya
افتتخذونه : apakah kamu mengambil iblis sebagai pemimpin. Hamzah (apakah) dalam susunan seperti ini menyatakan tidak setuju dan heran terhadap orang yang melakukan perbuatan itu
الذرية : anak-anak. Menurut golongan ulama (Ad-Dahhak, Asy-Sya’bi) yang dimaksud disini adalah setan-setan yang cerdik
اعدو : musuh yang digunakan untuk arti satu atau banyak


b. Asbabun Nuzul
Berdasarkan penelusuran yang telah kami lakukan, kami tidak menemukan asbabun nuzul surat tersebut.

c. Tafsir Ayat
Ayat yang lalu menjelaskan akibat buruk yang akan dialami oleh mereka yang durhaka kepada Allah. Kedurhakaan itu lahir dari godaan setan, karena itu disini Allah kembali mengingatkan tentang godaan setan kepada manusia sejak kehadiran manusia. Hal ini diharapkan dengan menginggat masa lalu, manusia akan menjauh dari godaannya sehingga terhindar dari akibat buruk yang dilukiskan oleh ayat yang lalu itu.
Perintah Allah tersebut yakni agar sujud kepada adam, maka mereka para malaikat bersujud kecuali iblis. Dia (iblis) menganggap dirinya lebih mulia dari Adam sehingga merasa tidak wajar apabila sujud kepadanya. Seperti halnya iblis berkata : “Saya lebih baik daripada Adam, Engkau menciptakan saya dari api sedang dia Engkau diptakan dari tanah”. Dengan keengganan tersebut, ia telah durhaka kepada perintah Tuhan-Nya. Iblis telah menjadi musuh manusia sejak dahulu, maka tidak patut meminta tolong kepadanya, tetapi kepada Allah semata. Amat buruklah iblis dan keturunan-keturunannya serta pembantu-pembantunya sebagai pengganti Allah bagi orang-orang yang zalim.
Jadi, mengapa kamu melakukan perbuatan seperti ini dan kamu mencari ganti dari zat yang telah menciptakan kamu dan mengenalkan kepadamu kenikmatan yang kamu rasakan, dengan makhluk yang kamu tak akan memperoleh kemanfaatan darinya. Bahkan dia dalah musuhmu yang menantikan kehancuranmu setiap saat.

BAB II
KESIMPULAN

Dari empat ayat di atas mengenai jin, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan, antara lain :
• Allah telah menciptakan jin dari api, sama seperti halnya dengan manusia juga diciptakan dari unsur-unsur yang bermacam-macam, begitu pula dengan jin, diciptakan dari bermacam-macam kobaran api yang bercampur menjadi satu.
• Saat manusia melantunkan ayat-ayat suci al-Qur’an, jin yang buruk segera meninggalkan tempat tersebut karena mereka merasa tidak kuat berada di tempat tersebut, namun setelah mereka selesai melantukan ayat-ayat tersebut, para jin segera kembali. Artinya jin mendekat pada tempat yang tidak pernah dilantunkan ayat suci al-Qur’an.
• Di antara jin ada yang baik dan ada yang buruk, ada yang shaleh dan ada pula yang kafir. Hal ini dikarenakan mereka telah paham mengenai kandungan kitab suci al-Qur’an.
• Bangsa jin, yakni iblis telah sombong kepada Allah, karena kesombongannya tersebut, ia akan merasakan siksa yang amat pedih. Dan manusia jangan sampai menyembah selain Allah, karena apabila itu terjadi sangat merugilah dia.

DAFTAR PUSTAKA

Shihab, Quraish. 2002. Tafsir Al Misbah juz 14. Jakarta: Lentera Hati.
Mustafa Al-Maraghi, Ahmad. 1993.Terjemah Tafsir Al-Maraghi juz 29. Semarang: Toha Putra.
Mustafa Al-Maraghi, Ahmad. 1993. Terjemah Tafsir Al-Maraghi juz 26. Semarang: Toha Putra.
Mustafa Al-Maraghi, Ahmad. 1993. Terjemah Tafsir Al-Maraghi juz 27. Semarang: Toha Putra.
Mustafa Al-Maraghi, Ahmad. 1993. Terjemah Tafsir Al-Maraghi juz 15. Semarang: Toha Putra.
Al-Qur’an Digital